Pentingnya Bicarakan Tahapan Kesedihan dalam Hidup, Bikin Kesehatan Mental Terjaga

JAKARTA - Membicarakan tahapan kesedihan dalam hidup adalah hal yang penting. Cara ini bisa membantu seseorang untuk menjaga kesehatan mental . Namun sayang, tak seorang orang menyadari manfaatnya.

Masalah ini masih menjadi perhatian karena topik terkait tahapan kesedihan seseorang masih jarang. Selain itu, hal tersebut juga masih dianggap tak terlalu penting untuk diangkat ke permukaan.

Adisti Anggayasti, salah satu wanita yang berprofesi sebagai seorang PR & Marketing Consultant ini mengungkapkan bahwa masalah keseatan mental, khususnya cara seseorang dalam mengenal tahapan kesedihan yang sedang dialaminya sangat penting untuk disuarakan.

Baik itu dalam platform maupun dijadikan topik penting dalam suatu forum. “Aku pengin narik khalayak yang lebih luas nih gimana caranya kita bikin conversation yang mungkin bermanfaat juga bahwa kesedihan itu universal banget," kata Adisti dalam Podcast Aksi Nyata dikutip dari kanal YouTube Partai Perindo , Senin (26/12/2022).



"Cuma orang tuh nggak benar-benar terbuka ngomongin soal itu. Padahal siapa sih orang yang nggak pernah ngerasain kehilangan gitu kan,” sambungnya.

Adisti menjelaskan, semenjak sering mengangkat isu terkait kesehatan mental tersebut, banyak para pendengarnya yang akhirnya menyadari bahwa mereka tak lagi merasa sendirian ketika menghadapi kondisi tersebut.

“Dan sebetulnya topik ini sempet aku bahas juga Ada di platform aku sempet ngobrol sama temen-temen aku dan ternyata responnya orang-orang tuh kayak, 'Aduh makasih ya udah ngomongin soal ini gitu',” ungkap Adisti.

“Karena ada beberapa hal yang mungkin gue nggak bisa share nih ke orang-orang terdekat gue. Tapi karena dengerin lu ngobrolin ini kok gue jadi kaya ngerasa oh gue nggak sendirian, gitu,” lanjutnya.



Adisti juga menilai, mengangkat isu pengenalan tahapan kesedihan dalam diri seseorang membuat siapapun sadar. Bahwa siapapun berhak mendapatkan mengetahui kondisinya sendiri.

Selain itu, agar orang-orang yang mengalami kondisi tersebut merasa bahwa itu bukanlah suatu kelemahan yang harus disembunyikan, namun disembuhkan.